Akhir – akhir ini marak sekali di beritakan kasus-kasus penculikan oleh para pemuda melalui situs-situs jejaring sosial. Apakah kita menyalahkan situs jejaring tersebut? atau penggunanya lah yang menyalahgunakan?
Kalau kita cermati baik – baik, sebenarnya kesalahan ada pada orang yang menggunakan jejaring sosial nya itu sendiri. Dan melakukan tindak kejahatan, korban nya pun sebenarnya juga salah, karena langsung percaya saja dengan orang yang mereka kenal. Banyak sekali manfaat dari situs jejaring sosial, mendapatkan teman baru, bertemu dengan teman lama, mengetahui informasi secara update, bertukar informasi, bersosialisasi, dll.
Namun oleh sebagian orang khusus nya remaja, situs itu di salah gunakan, mulai dari berkenalan, tukar no handphone, ngajak ketemuan, hingga akhir nya melakukan penculikan. Benar kata bang napi, “kejahatan bukan karena niat dari sang pelaku,tapi karna ada kesempatan”. Mungkin seandainya korban lebih pintar atau lebih waspada, hal itu tak akan terjadi. Malah sekarang anak-anak SD dan SMP pun sudah mempunyai Facebook, yang padahal situs tersebut boleh di pergunakan oleh orang yang berumur 18 tahun keatas. Seharus nya orang tua harus bisa mengawasi anak-anak mereka yang masih di usia belia dalam kegiatan berinternet, karena peran orang tua sangat penting. Kalau perlu, orang tua harus lebih menguasai internet daripada anak-anak mereka. Sehingga mereka dapat terawasi.
Kembali ke pokok permasalahan. Sudah banyak sekali para remaja sekarang mempunyai situs jejaring sosial, namun pakailah hal tersebut dengan positif. Banyak hal-hal positif yang bisa dilakukan oleh para pemuda, terutama pada hal-hal yang berkaitan dengan sosial. Tetapi pada saat ini banyak sekali para remaja hanya menggunakannya hanya untuk pamer, berkenalan dengan maksud lain, memasang foto-foto yang kurang pantas, bahkan perang kata-kata kasar di situs tersebut. Baru-baru ini juga terdengar kabar ada seorang perempuan yang dilaporkan kepada pihak berwajib karena melecehkan dan berkata kasar di situs jejaring sosial. Miris kita melihatnya, sebuah penemuan positif dijadikan negatif oleh para pemakainya.